2013/09/27

KUNCI JAWABAN SEJARAH ESIS KELAS X evaluasi semester 1

Evaluasi Semester I
A.


1.      d
2.      c
3.      d
4.      a
5.      b
6.      b
7.      e
8.      a
9.      d
10.  c
11.  e
12.  a
13.  d
14.  d
15.  b
16.  d
17.  d
18.  c
19.  a
20.  b
21.  e
22.  a
23.  c
24.  e
25.  a
26.  c
27.  e
28.  a
29.  d
30.  b
31.  d
32.  b
33.  a
34.  a
35.  c
36.  b
37.  d
38.  e
39.  c
40.  c
41.  b
42.  a
43.  c
44.  b
45.  c
46.  b
47.  b
48.  b
49.  c
50.  c



B.
1.      Colingwood berpendapat bahwa sejarah merupakan ilmu atau suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang masalah tindakan manusia pada masa lalu. Jawaban diperoleh dari interpretasi bukti sejarah dan dari self knowledgemanusia.
2.      Kegunaan sejarah dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertama, secara intrinsik dengan menerapkannya sebagai sebuah ilmu, menyatakan pendapat, dan profesi. Kedua, sejarah digunakan secara ekstrinsik dengan menjadikan sejarah sebagai pendidikan moral, politik, penalaran, dan lain-lain.
3.      Folklore pada masyarakat daerah berfungsi sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, serta sebagai alat pemaksa dan penegas norma-norma agar dapat dipatuhi oleh masyarakat. 
4.      Sejarah sebagai peristiwa, tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah, sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa lain dan menjadi bagian dari sebuah proses dalam dinamika historis. Sejarah sebagai kisah, merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian yang terjadi di masa lalu, ada pengaruh kepentingan dari siapa yang menuturkan kisah itu sehingga sejarah sebagai kisah lebih bersifat subjektif. Sejarah sebagai ilmu, sejarah dianggap sebagai ilmu karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Sejarah sebagai seni, karena dalam penulisan sejarah diperlukan intuisi, emosi, dan gaya bahasa dalam menyampaikan fakta sejarah.
5.      Kesalahan dalam pemilihan topik adalah, pertama, kesalahan baconian yang menganggap tanpa teori, konsep, ide, paradigma, praduga, hipotesis, atau generalisasi penelitian tetap dapat dilaksanakan. Kedua, kesalahan terlalu banyak pertanyaan, dalam penelitian sejarah ada beberapa hal yang tidak boleh ditanyakan sekaligus, hal ini akan membuyarkan fokus dalam penelitian. Ketiga, kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi, bahwa seorang peneliti sejarah tidak boleh berpikir hanya ada dua pilihan yaitu hitam dan putih.
6.      Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia terbagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
-          Fase pertama adalah fase historiografi tradisional yang meliputi penulisan babad dan hikayat. Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi penulisan sejarah yang cukup penting dan biasanya tidak terpisah dari sastra sejarah. Pada zaman Hindu-Buddha, penulisan sejarah umumnya bersifat istanasentris, kepentingan dan keinginan raja sangat menentukan isi tulisan. Masalah yang menjadi objek perhatian saat itu adalah masalah-masalah pemerintahan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam pemerintahan ditulis pada batu besar yang disebut dengan nama prasasti.
-          Fase kedua adalah fase historiografi kolonial. Pada masa kolonial, penulisan peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia. Sebaliknya, di kalangan rakyat Indonesia, tulisan-tulisan sejarah yang dibuat dapat berperan dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Hal ini memberikan corak tersendiri terhadap penulisan sejarah masa pergerakan nasional Indonesia.
-          Fase ketiga adalah fase historiografi nasional. Pada masa kemerdekaan,penulisan bertujuan agar perjalanan sejarah bangsa menuju kemerdekaan benar-benar dapat dipahami. Dengan ini, diharapkan bangsa Indonesia terdorong untuk mengisi kemerdekaan. Sekitar tiga belas tahun sesudah Indonesia merdeka, historiografi modern Indonesia dimulai. Sejak proklamasi kemerdekaan, historiografi nasional terbagi atas tiga tahap atau gelombang. Pertama, gelombang dekolonisasi sejarah dengan menggantikan model pendekatan Nederlando-sentris dengan pendekatan Indonesia-sentris. Kedua, gelombang pemanfaatan ilmu sosial dalam sejarah yang dipelopori oleh Sartono Kartodirdjo. Ketiga, gelombang reformasi sejarah, berupa pelurusan terhadap hal-hal yang kontroversial dalam sejarah yang ditulis semasa Soeharto berkuasa.
7.      Sistem kepercayaan pada masayarakat prasejarah di ndonesia berpusat pada pemujaan terhadap roh nenek moyang yang diyakini hidup dan dapat mempengaruhi hidup mereka. Pemujaan terhadap roh nenek moyang dilakukan dengan tujuan agar arwah nenek moyang mereka dapat hidup tenang di alam baka. Masyarakat prasejarah memberikan persembahan untuk para arwah nenek moyang mereka, mendoakan dan agar nenek moyang mereka dapat memberikan kesejahteraan bagi anak-cucu yang ditinggalkan. Sedangkan dalam sistem pengetahuan, masyarakat prasejarah telah menggunakan alat-alat sederhana untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada zaman holosen, alat-alat dari batu lebih bervariasi bentuk dan kegunaannya. Semakin lama alat-alat yang digunakan oleh masyarakat purba semakin baik.
8.      Sumber sejarah adalah, bahan yang dijadikan rujukan dalam penulisan sejarah. Dari bahan dan berdasarkan urutannya sumber terdiri dari sumber primer dan sumber skunder. Fakta sejarah adalah olahan data yang telah di hasilkan melalui proses verifikasi dan interpretasi. Bukti sejarah adalah, peninggalan sebuah peristiwa atau kejadian yang dapat berbentuk tertulis atau tidak tertulis.
9.      Yang dimaksud dengan prinsip dasar penelitian sejarah adalah langkah-langkah dalam melakukan penelitian sejarah yaitu pertama, pemilihan topik, kedua heuristik, ketiga verifikasi atau kritik sejarah dan keabsahan sumber, keempat interpretasi, dan kelima historiografi.
10.  Dalam penafsiran atau interpretasi sejarah sengaja atau tidak pasti dipengaruhi oleh subjektifitas peneliti. Seorang sejarawan meberikan tafsiran agar data yang diperolehnya dapat berbicara. Sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan keterangan dari mana data tersebut didapatkan. Sehingga oranglain dapat melihat kemabali dan menafsirkan ulang data tersebut. Subjektifitas membuat interpretasi sejarah berdasarkan topik yang sama dapat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh latar belakang dan sudut pandang masing-masing sejarawan.
11.  Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan tertentu. Periodisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan sejarah yang akan dilakukan. Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Sedangkan kronologi adalah, ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme atau kerancuan waktu dalam sejarah.
12.  Karena dengan mempelajari sejarah kita akan mampu memahami, menilai, dan mengambil keputusan secara lebih cermat dan bijaksana.
13.  Peristiwa dikatakan sebagai peristiwa sejarah apabila mengandung objektivitas. Objektivitas sejarah sebagai peristiwa terletak pada fakta yang berkaitan dengan peristiwa yang benar-benar terjadi. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang abadi karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah juga bersifat unik karena hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang kembali secara persis. Peristiwa sejarah juga merupakan peristiwa yang penting karena peristiwa itu mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
14.  Sejarah membicarakan manusia dari segi waktu. Dalam waktu, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yakni perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Artinya, sejarah melihat perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Sejarah juga melihat kesinambungan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Misalnya, kolonialisme merupakan kelanjutan dari patrimonialisme. Sejarah juga melihat perubahan yang terjadi di dalam masyarakat yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar.

15.  Heuristik atau pengumpulan informasi mengenai topik penelitian sejarah lazimnya dilakukan oleh sejarawan dengan menelaah berbagai buku referensi, bahan-bahan arkeologis, epigrafis, numismatis, dokumen resmi, dan dokumen-dokumen pribadi.
Read More

KUNCI JAWABAN SEJARAH ESIS KELAS X BAB 3

Kunci Jawaban
A.


1.      a
2.      a
3.      d
4.      b
5.      a
6.      c
7.      d
8.      b
9.      a
10.  c
11.  b
12.  c
13.  a
14.  b
15.  a
16.  a
17.  d
18.  a
19.  b
20.  a



B.
1.      Langkah penelitian sejarah pertama, pemilihan topik, kedua heuristik, ketiga verifikasi atau kritik sejarah dan keabsahan sumber, keempat interpretasi, dan kelima historiografi.
2.      Topik yang dipilih haruslah bernilai, orisinil, praktis, dan memiliki kedekatan emosional dan kedekatan intelektual dengan peneliti. Dan bagi pemula dalam pemilihan topik yang harus diperhatikan adalah pertanyaan dimana, siapa, kapan, dan bagaimana.
3.      Sumber sejarah adalah, bahan yang dijadikan rujukan dalam penulisan sejarah. Dari bahan dan berdasarkan urutannya, sumber terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Fakta sejarah adalah olahan data yang telah di hasilkan melalui proses verifikasi dan interpretasi. Bukti sejarah adalah, peninggalan sebuah peristiwa atau kejadian yang dapat berbentuk tertulis atau tidak tertulis.
4.      Kesalahan dalam pemilihan topik adalah, pertama kesalahan baconian yang menganggap tanpa teori, konsep, ide, paradigma, praduga, hipotesis, atau generalisasi penelitian tetap dapat dilaksanakan. Kedua kesalahan terlalu banyak pertanyaan, dalam penelitian sejarah ada beberapa hal yang tidak boleh ditanyakan sekaligus hal ini akan membuyarkan fokus dalam penelitian. Ketiga kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi, bahwa seorang peneliti sejarah tidak boleh berpikir bahawa hanya ada dua plikihan yaitu hitam dan putih.
5.      Yang diperhatikan dalam memeriksa otensitas sumber adalah,
-          kesesuaian tanggal dengan isi dokumen.
-          menyelidiki tinta yang dipakai apakah komposisi kimia tinta anakronistis.
-          mengidentifikasi pengarang dan tulisan tangan, tanda tangan, material, dan jenis huruf yang digunakan.
-          menyelidiki apakah dalam dokumen tersebut ada langgam bahasa yang tidak anakronistis.
-          menyelidiki apakah referensi peristiwa dengan tanggal didokumen bersifat anakronistis.
6.      Jenis sejarah, a. Sejarah ekonomi, merupakan studio tentang usaha manusia untuk meyediakan batang dan jasa. b. Sejarah politik, sebuah studi tentang kegiatan politik atau kenegaraan suatu negara. c. Sejarah sosial, ilmu yang meneliti masyarakat secara total dan global dengan tema sosial yang membawa perubahan pada kurun waktu tertentu.d. Sejarah kebudayaan, sejarah kebudayaan merupakan pendahulu dari bermacam penulisan sejarah.
7.      Kesalahan dalam melakukan interpretasi
-       kesalahan membedakan alasan, sebab, kondisi, dan motivasi. Karena keempat hal ini memiliki perbedaan makana yang tipis.
-       kesalahan pos hoc, proper hoc. Setelah ini maka ini. Kesalahan ini terjadi ketika sejarawan menunjukan bahwa peristiwa A lebih dulu dari peristiwa B.
-       Kesalahan reduksionisme. Kesalahan ini dapat dihindari dengan menyederhanakan gejala-gejala yang sebenarnya kompleks.
-       kesalahan pluralisme yang berlebihan. Kesalahan ini muncul ketika sejarawan mencoba menghindari reduksionisme.
8.      Prinsip dasar penelitian sejarah lisan adalah metode wawancara. Metode ini sudah dikenal sejak lama, sejak zaman romawi, Herodotus telah menggunakan teknik ini. İa mengajukan pertanyaan silang kepada narasumber tentang suatu peristiwa sejarah.
9.      Hubungan antara peristiwa sejarah dengan peninggalan adalah setiap peristiwa sejarah terjadi pasti meninggalkan benda-benda yang mengingatkan orang tentang peristiwa tersebut. Peninggalan tersebut menjadi bukti sejarah yang disebut sebagai benda peninggalan sejarah. Selain meninggalkan benda-benda bersejarah, suatu peristiwa dapat pula di kenang dan di abadikan dalam sebuah monumen peringatan bersejarah, biasanya monumen ini dibangun untuk menyampaikan pesan dan makna dari peristiwa sejarah tersebut.

10.  Sejarah lisan dapat digunakan sebagai metode, sumber sejarah, dan peluang untuk mengembangkan substansi dari penulisan sejarah. Sebagai metode, sejarah lisan dengan jelas dan tepat melukiskan peristiwa sejarah yang terjadi. Sejarah lisan juga dapat dengan cermat menggambarkan kandungan emosional penutur sejarah. Sebagai sumber, sejarah lisan menyediakan sumber untuk penelitian sejarah dalam bentuk tape atau transkrip. Sebagai peluang, sejarah lisan dapat mengembangkan substansi penulisan sejarah. 
Read More

KUNCI JAWABAN SEJARAH ESIS KELAS X BAB 2

Kunci Jawaban
A.
1.   e                            11. a
2.   a                            12. e
3.   c                            13. a
4.   a                            14. d
5.   d                            15. b
6.   c                            16. d
7.   a                            17. c
8.   c                            18. c
9.   a                            19. d
10. c                            20. b

B.
1.   Ciri-ciri dari tradisi lisan adalah:
-          Pesan-pesan disampaikan secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun            musik.
-          Tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi sekarang (paling sedikit satu            generasi sebelumnya). Hal itu menunjukkan fungsi pewarisan pada tradisi lisan.
2.   Dua dimensi kisah dan cerita dalam tradisi lisan adalah:
-          Dimensi kisah, berupa kisah perorangan atau kelompok adalah kisah tentang           kejadian di sekitar kehidupan kelompok. Inti kisah ini sebenarnya merupakan fakta           tertentu yang diselimuti berbagai unsur dimensi magis religius sebagaimana yang             mereka percayai.
-          Cerita kepahlawanan menggambarkan tindakan kepahlawanan yang mengagumkan           bagi kelompok pemiliknya. Cerita ini biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu.           Selain memiliki dimensi historis karena faktanya dapat ditelusuri, cerita              kepahlawanan juga memiliki dimensi magis religius.
3.   Perbedaan antara monogenesis dan poligenesis adalah:
-          Monogenesis adalah suatu penemuan yang diikuti oleh proses difusi atau           penyebaran.
-          Poligenesis adalah akibat adanya penemuan-penemuan sendiri atau yang sejajar           terhadap motif-motif cerita yang sama di tempat-tempat yang berlainan serta alam           masa yang berlainan atau pun bersamaan.
4.   Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengenali sebuah folklore adalah:
-          Folklore biasanya menyebar dan diwarisi secara lisan.
-          Folklore bersifat tradisional. Hal ini terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif           tetap.
-          Folklore ada dalam versi yang berbeda karena penyampaiannya secara lisan           memungkinkan adanya perubahan di dalamnya. 
-          Folklore bersifat anonim karena nama penciptanya tidak diketahui lagi.
-          Folklore memiliki bentuk yang biasanya mempunyai rumus atau berpola. Hal ini,           terlihat dalam cerita rakyat yang selalu menggunakan kata-kata klise, seperti           ”bulan empat belas hari” untuk menggambarkan kecantikan seorang gadis atau           menggunakan kata-kata pembukaan dan penutup yang baku, seperti ”menurut          empunya cerita... mereka pun mengalami kesengsaraan...   
-          Folklore memiliki suatu fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, cerita           rakyat yang sangat berguna sebagai alat pendidik, protes sosial, dan proyeksi dari           keinginan yang terpendam.  
-          Folklore bersifat pralogis karena logikanya sendiri tidak sesuai dengan logika           umum.
-          Folklore menjadi milik bersama masyarakat tertentu. Hal ini karena penciptanya           yang pertama tidak diketahui lagi. Maka, semua anggota masyarakat itu merasa           memilikinya.
-          Folklore pada umumnya bersifat polos dan lugu walaupun sering kali kelihatan           kasar dan terlalu spontan.
5.   Kelompok golongan legenda menurut Jan Harold Brunvand adalah:
-          Legenda keagamaan. Yang  termasuk kelompok golongan legenda ini, antara lain          legenda orang-orang saleh dan suci dari suatu agama.
-          Legenda alam gaib. Legenda seperti ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap            benar-benar terjadi dan pernah dialami oleh seseorang. Fungsinya adalah untuk           meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan rakyat.
-          Legenda perseorangan. Cerita tentang tokoh-tokoh tertentu. Cerita tersebut           dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar pernah terjadi.
-          Legenda setempat. Yang termasuk ke dalam golongan legenda setempat adalah           cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk tipografi.
6.   Runutan perkembangan kesusasteraan tertulis Indonesia adalah:
-          Kesusasteraan Mataram. Hasil karyanya yang tertua adalah Shang Hiang           Kamahayanikan yang ditulis oleh Sambara Suryawanasa. Di dalam kitab ini,           dikisahkan masalah ajaran dan ibadah agama Buddha Tantrayana.
-          Zaman Kediri memiliki hasil karya, yakni Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa,           Kresnayana karangan Mpu Dharmaja, dan Bharatayudha karya Mpu Sedah yang          kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
-          Zaman Majapahit I memiliki karya sastra Negarakertagama karangan Mpu           Prapanca tentang raja-raja Singasari dan raja-raja Majapahit. Kitab Sutasoma           karangan Mpu Tantular.
-          Zaman Majapahit II memiliki karya sastra kitab Pararaton dan Bubhuksah. Kitab           Pararaton berisi kisah tentang mitos dari Ken Arok sampai akhir Majapahit.           Sementara itu, Bhubuksah berisi kisah tentang dua bersaudara yang mencapai           kesempurnaan.
7.   Penjelasan mengenai tiang bertulis di Kutai dan batu bertulis dari Tarumanegara adalah sebagai berikut:
-         Tiang bertulis di Kutai. Pada lembah sungai Mahakam di Kalimantan Timur,           ditemukan tujuh buah tugu batu yang digambarkan sebagai yupa, tempat mengikat           hewan-hewan yang akan dipersembahkan. Pada tugu-tugu batu ini, tertulis sajak-          sajak dalam bahasa sansekerta yang mengisyaratkan persembahan besar-besaran.           Persembahan ini utamanya terdiri atas hewan ternak, tetapi terdapat pula binatang           lain, seperti kuda yang diberikan kepada para Brahmana sebagai balas jasa atas           kehadiran mereka dalam ritual tersebut sebagai wakil dari Raja Mulawarman.           Tulisan pada tiang-tiang ini menunjukkan waktu penulisannya, yakni pada            pertengahan kedua abad ke-4. Namun, sebuah geonologi yang terdapat di           dalamnya menunjukkan bahwa kerajaan tersebut kemungkinan telah berdiri satu           abad lebih awal.
-         Batu bertulis dari Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara yang berada di Jawa           Barat berkembang di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman pada abad ke-5.           Nama raja ini terdapat dalam sejumlah batu bertulis yang salah satunya ditemukan           dalam sebuah batu besar yang terdapat di tengah-tengah aliran sungai. Bekas           telapak kaki sang raja pada batu ini mungkin sebagai tanda yang menandai daerah           taklukkan atau wilayah kekuasaannya. Pada tulisan dalam prasasti itu, Raja           Purnawarman membandingkan bekas telapak kakinya dengan bekas telapak kaki           Wisnu, dewa dalam ajaran Hindu. Sebuah batu menunjukkan bekas telapak kaki           gajah milik raja yang diduga didatangkan dari Sumatera mengingat sejak zaman           Prasejarah tidak ditemukan gajah liar di Pulau Jawa. Peninggalan Purnawarman           yang paling penting dan utama adalah pembangunan saluran air ke arah timur laut           Jakarta, yang barangkali bertujuan untuk mencegah banjir.
8.   Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia terbagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
-          Fase pertama adalah fase historiografi tradisional yang meliputi penulisan babad        dan hikayat. Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi penulisan sejarah yang           cukup penting dan biasanya tidak terpisah dari sastra sejarah. Pada zaman Hindu-          Buddha, penulisan sejarah umumnya bersifat istanasentris, kepentingan dan           keinginan raja sangat menentukan isi tulisan. Masalah yang menjadi objek           perhatian saat itu adalah masalah-masalah pemerintahan. Peristiwa-peristiwa yang           terjadi di dalam pemerintahan ditulis pada batu besar yang disebut dengan nama         prasasti.
-          Fase kedua adalah fase historiografi kolonial. Pada masa kolonial, penulisan           peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di           Indonesia. Sebaliknya, di kalangan rakyat Indonesia, tulisan-tulisan sejarah yang           dibuat dapat berperan dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa           Indonesia melawan penjajah. Hal ini memberikan corak tersendiri terhadap           penulisan sejarah masa pergerakan nasional Indonesia.
-          Fase ketiga adalah fase historiografi nasional. Pada masa kemerdekaan, penulisan           bertujuan agar perjalanan sejarah bangsa menuju kemerdekaan benar-benar dapat           dipahami. Dengan ini, diharapkan bangsa Indonesia terdorong untuk mengisi           kemerdekaan. Sekitar tiga belas tahun sesudah Indonesia merdeka, historiografi           modern Indonesia dimulai. Sejak proklamasi kemerdekaan, historiografi nasional           terbagi atas tiga tahap atau gelombang. Pertama, gelombang dekolonisasi sejarah           dengan menggantikan model pendekatan Nederlando-sentris dengan pendekatan           Indonesia-sentris. Kedua, gelombang pemanfaatan ilmu sosial dalam sejarah yang           dipelopori oleh Sartono Kartodirdjo. Ketiga, gelombang reformasi sejarah, berupa           pelurusan terhadap hal-hal yang kontroversial dalam sejarah yang ditulis semasa            Soeharto berkuasa.
9.   Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur.

10. Sebuah kisah dapat dikatakan sebagai gosip sejarah (historical gossip) karena inti kisah ini sebenarnya merupakan fakta tertentu yang diselimuti berbagai unsur dimensi magis religius sebagaimana yang mereka percayai. Selain itu, fakta tersebut dituturkan dengan berbagai tambahan sesuai dengan selera penuturnya. Itulah sebabnya kisah ini dikatakan sebagai gosip sejarah (historical gossip).
Read More

KUNCI JAWABAN Sejarah ESIS KELAS X BAB 1

A.


1.      a   
2.      a
3.      a
4.      e
5.      c
6.      b
7.      c
8.      a
9.      a
10.  c
11.  c
12.  d
13.  e
14.  a
15.  e
16.  d
17.  b
18.  a
19.  d
20.  a



B.
1.      Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Kata pohon biasanya bermakna pada hubungan keturunan atau asal usul keluarga atau silsilah dinasti. Apabila kita melihat gambaran silsilah raja atau dinasti gambaran itu akan seperti pohon terbalik.
2.      Sejarah menurut Kontowijoyo adalah menyuguhkan fakta secara diakronis, idiografis, unik, dan empiris.
3.      Colingwood berpendapat bahwa sejarah merupakan ilmu atau suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang masalah tindakan manusia pada masa lalu. Jawaban diperoleh dari interpretasi bukti sejarah dan dari self knowledge manusia.
4.      Sejarah sebagai peristiwa, tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah, sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa lain dan menjadi bagian dari sebuah proses dalam dinamika historis. Sejarah sebagai kisah, merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian yang terjadi di masa lalu, ada pengaruh faktor kepentingan dari siapa yang menuturkan kisah itu sehingga sejarah sebagai kisah lebih bersifat subjektif. Sejarah sebagai ilmu, sejarah dianggap sebagai ilmu karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Sejarah sebagai seni, karena dalam penulisan sejarah diperlukan intuisi, emosi, dan gaya bahasa dalam menyampaikan fakta sejarah.
5.      Contoh sejarah sebagai kisah adalah otobiografi seorang tokoh dan contoh sejarah sebagai peristiwa adalah pemberontakan PKI pada tahun 1965.
6.      Leopold von Ranke.
7.      Generalisasi adalah penyimpulan dari khusus ke umum. Periodisasi adalah pengklasifikasian peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan tertentu. Kronologi adalah urutan peristiwa yang disusun berdasarkan waktu terjadinya.
8.      Agar seseorang yang mempelajari sejarah tidak lagi berpikir monokausal, yaitu sebuah pikiran yang menyatakan bahwa suatu peristiwa terjadi karena satu alasan. Tapi setelah mempelajari sejarah seseorang dapat berpikir secara plurikausal, yaitu berpikiran bahwa setiap kejadian terjadi karena banyak alasan.
9.      Fungsi simplikasi dalam sejarah, antara lain untuk penyederhanaan bagi peneliti dalam melakukan analisis. Fungsi saintifikasi adalah agar sejarah juga melakukan penyimpulan umum, generalisasi sejarah digunakan untuk mengecek teori yang lebih luas.

10.  Kegunaan sejarah dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertama, secara intrinsik dengan menerapkanya sebagai sebuah ilmu, menyatakan pendapat, dan profesi. Kedua, sejarah digunakan secara ekstrinsik dengan menjadikan sejarah sebagai pendidikan moral, politik, penalaran, dan lain-lain.
Read More

2013/09/14

KUNCI JAWABAN KIMIA ESIS KELAS XII BAB 5

Bab 5: Makromolekul

Soal Pemahaman
A. Soal Esai

1.      - Makromolekul adalah molekul yang sangat besar dengan ukuran 10 – 10.000 Å, yang terbentuk dari ratusan bahkan ribuan atom.
-    Polimer organik adalah polimer yang tersusun dari atom-atom C membentuk rantai karbon yang panjang.
-    Polimer alam adalah polimer organik yang terjadi secara ilmiah seperti amilum, selulosa, dan protein.
-    Polimer sintetis adalah hasil sintetis senyawa-senyawa organik di mana molekul-molekulnya berupa monomer-monomer bergabung membentuk rantai panjang melalui ikatan kovalen.
2.      Polimer adisi dan polimer kondensasi.
3.  
4.   a.   - Termoplas bersifat lunak jika dipanskan, dan dapat dicetak kembali menjadi bentuk lain.
         -  Termoset mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan.
         -  Elastomer bersifat elastis atau dapat mulur jika ditarik dan kembali ke bentuk awal jika gaya tarik dihilangkan.
      b.-  Termoplas memiliki banyak rantai panjang yang terikat oleh gaya antar-molekul yang lemah.
         -  Termoset memiliki banyak ikatan kovalen yang sangat kuat di antara rantai-rantainya. (namun, pemanasan terlalu tinggi akan menyebabkan ikatan-ikatan tersebut putus dan termoset akan terbakar).
         -  Elastisitas dari elastomer diperoleh dari tumpang tindih antara rantai-rantai polimer yang memungkinkan rantai-rantai ditarik, dan ikatan silang (crosslink) yang akan menarik kembali rantai-rantai tersebut ke susunan tumpang tindihnya.
5.   -  Panjang rantai/jumlah monomer: Kekuatan polimer bertambah dengan semakin panjangnya rantai/jumlah monomer karena terdapat semakin banyak gaya antara rantai-rantainya.
      -  Susunan rantai satu terhadap lainnya, bersifat teratur membentuk daerah kristalin, dan acak membentuk daerah amorf. Polimer dengan banyak daerah kristalin akan lebih kuat karena rantai-rantainya tersusun rapat, meski kurang fleksibel. Sebaliknya, polimer dengan banyak daerah amorf akan bersifat lemah dan lunak.
      -  Tingkat pencabangan pada rantai, adanya banyak cabang akan membuat susunan rantai-rantai polimer menjadi tidak teratur. Hal ini akan mengurangi kerapatan dan kekerasan polimer, namun menaikkan fleksibilitasnya.
      -  Gugus fungsi dalam monomer, mengakibatkan kekuatan gaya antar-molekul polimer meningkat dan akan menaikkan kekerasan plastik.
      -  Ikatan silang antar-rantai polimer, polimer yang tidak mempunyai ikatan silang bersifat lunak sedangkan yang memiliki ikatan silang bersifat keras dan sulit meleleh.
      -  Penambahan zat aditif dimaksudkan untuk memperbaiki atau memperoleh sifat yang diinginkan.
6.   Plastik biasa dibuat dari polietena atau LDPE (polietena dengan kerapatan rendah) melalui reaksi polimerisasi adisi molekul-molekul etena. Sifatnya lunak, kurang kuat dan tidak tahan panas. Sedangkan serat diperoleh dengan cara menyususn ulang rantai-rantai polimer agar paralel satu sama lainnya. Sifatnya kuat dan sulit diputus.
7.   Kuat, tidak kaku, lentur, insulator listrik.
8.   a.   Karet alam, sukrosa
      b.   Nilon.
      c.   Stirena, etana
      d.  
9    Jenis karbohidrat yang dimaksud adalah polisakarida. Jenis monomernya adalah monosakarida.
10. a.   Bentuk struktur dari monosakarida tergantung dari fasenya. Sebagai padatan, monosakarida mempunyai struktur cincin. Sedangkan monosakarida yang larut dalam air mempunyai struktur rantai terbuka dan struktur cincin yang berada dalam keadaan setimbang, namun dengan struktur cincin yang mendominasi.            
      b.   Glukosa termasuk aldoheksosa karena mempunyai gugus fungsi ─CHO dengan 6 atom C, sedangkan fruktosa termasuk ketoheksosa karena mempunyai gugus fungsi ─CO─ dengan 6 atomC.
      c.
11. Larutan Benedict dapat menguji adanya gugus aldehida (─CHO), larutan Fehling dapat membedakan gugus aldehid (─CHO) dan keton (─CO─) serta mengidentifikasi adanya gula pereduksi, sedangkan larutan Tollens dapat membedakan gugus aldehida (─CHO) dan keton (─CO─).
12. a.   Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida melalui reaksi kondensasi.
      b.   Sukrosa unit monosakaridanya terdiri dari glukosa + fruktosa.
            Laktosa unit monosakaridanya terdiri dari glukosa + galaktosa.
            Maltosa unit monosakaridanya terdiri dari glukosa + glukosa.
b.      ketiga disakarida tersebut dapat terurai kembali melalui reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis ini berlangsung dengan bantuan asam atau enzim invertase.
Disakarida + H2O     asam/enzim            Monosakarida + Monosakarida
13. -     Amilum terdiri dari dua komponen utama, yakni amilosa dan amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α-(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida
            α-(1-6).
      -     Glikogen tersusun dari banyak α-glukosa yang membentuk struktur rantai yang sangat bercabang dibandingkan amilum. Struktur glikogen melibatkan ikatan
            α-(1-4) pada rantai lurus dan juga α-(1-6) pada percabangan.
      -     Selulosa tersusun dari rantai-rantai lurus molekul-molekul β-D-glukosa yang terikat dengan ikatan glikosida β-(1-4).
14. a.   Glukosa dan maltosa, karena keduanya memiliki gugus hemiasetal bebas yang merupakan gula pereduksi, yang dapat mereduksi larutan benedict.
      b.
15. Contoh monosakarida: glukosa, fruktosa, ribosa dan deoksiribosa.
      Contoh disakarida: sukrosa, laktosa, dan maltosa.
      Contoh polisakarida: amilum, selulosa, dan glikogen.
16.  Asam amino bersifat amfoterik karena mempunyai gugus asam (karboksil) dan basa (amino). Kedua gugus dapat bereaksi dalam molekul tersebut membentuk garam ionik internal atau ion zwitter.
17.  a.   Asam amino sistein
b.  
c.   Ikatan Peptida, senyawa yang terbentuk sisteilsistein (Cys-Cys)
d.   Masih, Karena senyawa dipeptida tersebut memiliki gugus ─COOH dan ─NH2, maka senyawa tersebut masih dapat bereaksi / mengikat asam amino lainnya membentuk tripeptida.
18.  a.   Ikatan peptida adalah ikatan kovalen C─N yang terbentuk antara atom C pada gugus ─COOH dari suatu asam amino, dengan atom N pada gugus ─NH2 dari asam amino lainnya dalam reaksi kondensasi.
b.      Polipeptida adalah banyaknya asam amino yang bergabung sedangkan protein adalah bergabungnya monomer-monomer asam-asam amino melalui ikatan peptida dalam reaksi polimerisasi kondensasi.
19. 1.   Struktur primer menggambarkan urutan asam amino yang membentuk polipeptida.
      2.   Struktur sekunder menggambarkan susunan tiga dimensi dari polipeptida.
      3.   Struktur tersier menggambarkan lipatan tiga dimensi dari struktur sekunder.
      4.   Struktur kuartener menggambarkan susunan tiga dimensi lebih dari satu struktur tersier.
20. Denaturasi protein adalah rusaknya ikatan subsidiari pada protein sehingga mengalami perubahan bentuk dan tidak dapat kembali ke bentuk awal. Contoh: enzim nuklease yang berfungsi mendegradasi DNA dan RNA, akan terdenaturasi dalam suatu asam.
      Renaturasi protein adalah rusaknya ikatan subsidiari pada protein sehingga mengalami perubahan bentuk namun dapat dikembalikan ke bentuk awal. Contoh: Enzim nuklease yang telah terdenaturasi dalam suatu larutan asam dapat terenaturasi dalam kurang dari 1 detik jika larutan enzim dinetralkan.
21.  Protein sederhana hanya terdiri dari asam amino tanpa gugus kimia lainnya. Sedangkan Protein konjugasi adalah molekul protein yang terikat ke gugus kimia lain, yang disebut gugus prostetik.
22. a.   Tidak larut dalam air, mengandung urutan berulang asam-asam amino tertentu.
      b.   terdiri dari lembaran-βberlipat
      c.   Struktur sekunder, terdiri dari heliks-α
23. a.   Gliserol dan air
      b.   Asam stearat, asam palmitat, asam miristat, asam laurat, dll.
      c.   Mentega dan Minyak kelapa
24. a.   Lemak akan membentuk padatan dalam suhu ruang, sedangkan minyak berupa cairan pada suhu ruang.
      b.   Minyak dapat diubah menjadi lemak dengan cara merubah ikatan rangkapnya menjadi ikatan tunggal. Hal ini dilakukan dengan proses hidrogenasi. Pada proses hidrogenasi, uap minyak dilewatkan bersama hidrogen melalui katalis Ni yang panas.
      c.   yang termasuk lemak: mentega.
            Yang termasuk minyak: margarin lunak, margarin keras dan minyak goreng.
25. a.   Kandungan komposisi asam lemak jenuhnya sedikit.
      b.   Mentega
      c.   Mengurangi penumpukan lemak di dalam arteri.

 B. Soal Pilihan Ganda

1.   D                 6.  E 
2.   B                 7.  B 
3.   A                 8.  C 
4.                       9.  E

5.   B                 10.   
Read More